Cimahi Cyber : Melalui buku berjudul Moorish Empire in Europe, SP Scoot membuat per bandingan. Ini terkait dengan pen capaian kemajuan dan kemakmuran. Terutama antara wilayah Spanyol yang Muslim dan kota-kota Eropa lainnya. Ia mengungkapkan, pada abad ke-10, Spanyol atau Andalusia di sepanjang wilayahnya telah memiliki saluran air.
Kordoba, salah satu kota di Spanyol, banyak berhias air mancur megah, tertata dengan rapi, serta teratur. Jalan dan trotoar yang dibuat dengan baik membuat nyaman para warganya yang berjalan kaki. Pasukan penjaga keamanan secara reguler melakukan patroli menjamin tak ada hal yang tak beres muncul.
Di Paris, ujar Scoot, tak ada trotoar hingga abad ke-13. Sedangkan di London, tak ada fasilitas semacam itu hingga abad ke-14.
Jalanan yang ada di kedua kota tersebut sarat sampah bahkan tak bisa dilewati. Pasokan air bersih juga tak tersedia dengan baik sebab mereka memasoknya dari sungai yang terkontaminasi.
Saat berada di bawah kekuasaan Abd alRahman III, pendapatan tahunan negara pada paruh pertama abad ke-10 sebesar 300 juta dolar AS. Kemudian, Scoot membandingkan pendapatan tahunan Inggris menjelang abad ke-17 sebesar 15 juta. Sedangkan United Province, yang terdiri atas Belgia dan Belanda kurang dari 8 juta. Prancis hanya 6 juta.
Bahkan, kejatuhan pemerintahan Islam di Spanyol pada 961 Masehi, tak membuat pe me rintahan kehilangan harta. Di sejumlah peti penyimpan kekayaan, ditemukan sebanyak 5 juta keping emas yang nilainya setara dengan 100 juta dolar AS. Bandingkan saat Louis XIV turun takhta, Prancis menuai kebangkrutan.
Sisilia pernah bersentuhan pula dengan kekuasaan Islam. Kemakmuran terlihat jelas di sana. Perkembangan industri meningkat. Semangat humanisme bersinar, terutama terhadap para pencari suaka. Mereka dilindungi dan mendapatkan tempat persinggahan yang nyaman. Sayang, dunia Islam kini belum bisa bangkit kembali. ■ ferry - Republika
10 comentario
Post a Comment